Senin, 11 Oktober 2010

Benar dan Salah di Negeri Ini

Sungguh hidup ini tak akan luput dari dua hal. Dua hal inilah yang akan terus berputar menghiasi kehidupan manusia. Dalam pekerjaan, bermain, membaca, sekolah, semuanya dihiasi oleh dua hal ini. Tahukah Anda apakah dua hal itu? Yaitu salah dan benar.
Pada zaman sekarang, orang bisanya akan sedikit mengerutkan dahinya bila berbincang mengenai apa saja tentang hal ini. Bahkan sampai orang itu menggunakan cara-cara yang tak benar untuk mempertahankan argumennya masing-masing. Mulai dari uang, kekerasan, saling mencela, perkelahian, atau bahkan pembunuhan.
Hal inilah yang terjadi di lingkungan pejabat kita. Di berbagai media muncul berbagai macam masalah yang sangat rumit untuk diselesaikan. Pejabat A bilang A sedangkan pejabat B bilang B. Masyarakat saat ini seperti diaduk-aduk tanggapannya karena semua pihak mengeluarkan fakta-fakta yang saling menguatkan masing-masing pihak. Sehingga semakin banyak dampak-dampak yang ditimbulkan seperti demonstrasi karena akan ada beberapa pihak yang sengaja memanas-manasi keadaan. Hal inilah yang membuat stabilitas politik di negara kita tidak kuat. Perlu juga diperhatikan, peran media informasi disini sebenarnya menampilkan solusi-solusi dari masalah ini bukan lebih memperparah masalah ini dengan berita-berita yang membingungkan masyarakat. Kebanyakan media informasi saat ini tidak lagi memberikan jalan keluar dari berbagai masalah. Mereka hanya mementingkan rating mereka, karena semakin banyak masalah yang diliput akan semakin meningkatkan rating mereka.
Apalagi ketika kita mendengar diskusi langsung di acara-acara televisi. Pejabat yang kita hormati, pejabat yang kita agungkan ternyata mengeluarkan kata-kata yang tak pantas mereka keluarkan hanya untuk membuktikan bahwa pihak merekalah benar.
Seseorang selalu menganggap dirinya TOTAL BENAR dan orang lain TOTAL SALAH. Sesungguhnya dalam kehidupan ini, tidak ada manusia yang paling benar. Sebenar-benar apapun manusia pasti masih memiliki kesalahan. Itulah mengapa kita sangat kurang menghargai orang lain ketika berbicara, itulah mengapa kita menyudutkan pihak lain dalam pembicaraan kita. Sudah sangat banyak masalah yang kita hadapi dalam negara ini hanya karena pahat tadi, kita TOTAL BENAR dan pihak lain TOTAL SALAH. Mulailah dari diri kita masing-masing untuk saling menghargai pendapat orang lain. Karena dengan inilah kesimpulan mengenai siapa yang BENAR dan siapa yang SALAH bisa kita dapat dengan cara yang damai dan tentunya lebih akurat.

Jumat, 11 Juni 2010

Buku Fisika, Gudang Ilmu atau ....?

Terkadang orang berpikir, belajar Fisika itu sangat membosankan. Masyarakat berpikir demikian karena yang mereka dapat dari belajar Fisika itu, seperti rumus yang sangat banyak, ruang kelas yang panas dan suram, guru yang mengajar secara monoton, suasana yang selalu diam tanpa diskusi, dan masih banyak lagi. Itu hanya sebagian kecil sebab mengapa masyarakat benci Fisika.
Sebenarnya, untuk membuat Fisika itu menyenangkan kita terlebih dahulu buat pelajaran itu menarik agar mudah diterima sehingga pertama-tama yang perlu kita benahi adalah medianya.Buku Fisika, buku adalah gudang ilmu dan untuk membukanya kita harus berusaha mencari kuncinya dulu. Namun terkadang kuncinya ini hilang sehingga kita sulit membukanya karena letaknya yang kita tidak pernah bisa temukan. Inilah masalah dari buku, cara penyampaian isi buku itu sendiri. Buku Fisika yang dikenal masyarakat sekarang, yaiut isinya yang hitam putih, gambarnya yang kaku, kata-kata yang sulit dimengerti oleh sebagian masyarakat, dan lebih mnengarah pada penghafalan rumus daripada konsep.

Sehingga buku fisika ini harus disusun secara semenarik mungkin, bukan berarti bila ada gambar sudah dianggap menarik. Buku yang menarik itu adalah buku yang mengajak pembacanya untuk terus membacanya. seperti disertai dengan penjelasan konsep dasar komik misalnya, kertas buku yang berkualitas bagus, tidak terlalu padat isinya (karena bila padat orang akan terkesan bosan untuk membacanya), dilengkapi dengan penyelesaian masalah melalui eksperimen yang murah dan menyenangkan. Itulah sebenarnya buku Fisika yang baik, buku yang mengajak pembacanya untuk terus membacanya.